Sebagai manusia normal, sudah pasti kita akan selalu dan terus bertumbuh tentunya. Semenjak bayi menuju balita, terus anak-anak menjadi remaja, kemudian dewasa dan pada akhirnya sampai di penghujung usia senja atau tua. Siapa pun itu akan selalu dan selamanya melalui proses perubahan ini.
Untuk menjalani dan melalui proses dan perjalanan itu, tentunya harus banyak pengorbanan dan perjuangan yang dipertaruhkan. Misalkan saja; untuk dapat melanjutkan pendidikan atau studi ke sekolah atau perguruan tinggi favorit yang telah lama jadi incaran kita, maka kita harus rela berkorban pergi jauh dari rumah.
Tinggal di tempat yang berbeda dengan orang tua dan keluarga. Hidup sendiri dan mulai belajar bagaimana mengatur hidup. Dan saat itu kita mulai disebut 'anak rantau'.
Jika harus jujur, tidak ada seorang pun anak atau orang yang ingin meninggalkan rumahnya dan mulai belajar hidup susah dan sendiri.
Namun, hal itu mesti dan harus terjadi. Dan sebagai anak rantau, kita merasa banyak hal-hal atau momen-momen yang seakan hilang. Kebiasaan-kebiasaan di rumah bersama keluarga seakan pergi begitu saja. Saat di rantau, banyak hal yang kita rindukan karena rumah selalu dan selamanya memberikan kenyamanan buat kita.
Namun, satu hal yang perlu disadari bahwa sebagai manusia normal; kita harus siap menghadapi berbagai tantangan. Tantangan-tantangan itu merupakan sebuah bentuk dari perjuangan untuk meneruskan hidup dari masing-masing kita. Karena tidak selamanya dan seterusnya kita hidup dibawah tanggung jawab orang tua.
Kita harus bisa dan sanggup untuk keluar dari rumah demi meneruskan hidup kita sendiri. Demi meneruskan proses bertumbuhnya kita sebagai manusia.
Akh, pengantarnya kelewatt panjang.. Maaf jika terkadang terkesan mulai menggurui. Oya, setelah jadi 'anak rantau' (sebut saja begitu), ada bermacam-macam hal yang akan selalu kita rindukan. Yuk, mari simak bersama asemolas..
Dulu mungkin saat masih di rumah hidup kamu terasa sangat santai dan menyenangkan. Kenapa tidak karena selalu ada orang tua terutama mama yang menyiapkan makanan. Saat berangkat sekolah, sarapan pagi sudah tersedia di atas meja. Saat pulang sekolah, makan siang sudah ada. Pun juga saat malam tiba, makan malam sudah mama siapkan. Tak ada yang terlewatkan.
Kini, saat hidup di tanah rantauan dan jadi anak rantau, segala kebiasaan itu tidak ada lagi. Yang ada hanya, semuanya harus kamu cari dan siapkan sendiri. Tak ada mama atau siapa lagi yang akan menyiapkan segalanya untuk kamu. Dan saat itu baru kamu merindukan rumah.
Masih ingatkah kamu kebiasaan saat masih di rumah, pagi-pagi pasti yang selalu terdengar suara mama yang terus setia bangunkan kita yang mungkin sudah hampir terlambat ke sekolah. Suara mama di pagi hari ini sudah seperti alamr alami untuk bangunkan seisi rumah untuk mulai beraktivitas.
Dan kamu pasti akan selalu ingat, bahwa mama akan berhenti memanggil atau membangun jika kita memang sudah benar-benar bangun dan bergegas mandi. Atau jika ai mengetahui dan mendapati kita sedang sakit.
Saat jadi anak rantau, kebiasaan yang dulu terasa menyebalkan dan membosankan itu seakan sirna. Yang membekas hanya rasa rindu untuk kembali mengulang kisah-kisah indah di rumah. Dan saat itu pun kamu akan merasa bahwa yang telah berubah dan beda. Hal itu dapat menyebabkan dan membuatmu rindu untuk kembali lagi ke rumah. Eittt, tapi tunggu liburan dulu ya baru pulang kampung..
Sebagai anak rantau, kamu pasti suka sekali mepetin waktu saat hendak menjalankan aktifitas harian. Misalnya, sebagai anak kuliah; sudah tahu ada jam kuliah pagi. Ehh, bangun pagi santai dulu dengan handphone atau smartphone baru sudah hampir jam masuk baru buru-buru mandi dan akhirnya nanti ujung-ujungnya telat.
Atau ada tugas dari dosen yang lupa dibawa karena buru-buru. Bahkan lebih parahnya lagi, ada yang punya kebiasaan sudah bangun terus masih malas beranjak dari kasur baring-baring lagi sambil tunggu jam kuliah dan hasilnya ketiduran, terus tidak masuk alias bolos deh hari itu.
Saat itu kamu pasti berpikir; coba kalau di rumah tidak mungkin seperti ini. Selalu ada mama dan papa yang ingatin untuk bergegas.Selalu ada mama yang bantu siapkan semuanya kalau lagi buru-buru. Yah, jadi rindu rumah..
Hal yang tidak menyenangkan saat jadi anak rantau adalah pas lagi sakit. Saat badan rasanya tidak enak, mulut terasa pahit, mau kemana-mana susah, tidak ada yang rawat serta perhatikan kamu. Situasi seperti ini sangat menyiksa. Walaupun kondisi masih drop, jika perut lapar maka harus cari makan sendiri.
Coba kalau di rumah, enak dan santai. Saat sakit, kamu tinggal berbaring saja di tempat tidur. Selalu ada mama yang merawat, siapkan makan minum, bantu minum obat, dan ada mama papa yang temani sampai kamu tertidur. Saat sakit pasti selalu ditanyain, mau makan apa biar mama siapkan yang penting mau makan biar cepat sehat. Akh, enak dan nyaman sekali rasanya.
Saat jadi anak rantau, semua itu tidak ada lagi. Yang ada semuanya dicari dan disiapkan sendiri meskipun kondisi kamu masih sakit. Dan situasi rumah serta pelukan sayang mama papa yang paling kita rindukan saat kita sedang sakit. Karena hanya mereka yang selalu ada untuk kita.
Terkadang saat masih ada dan berkumpul bersama keluarga di rumah, ada hal-hal tertentu yang buat kita bosan. Contohnya omelan mama saat kamu tidak menuruti perintahnya. Atau saat kamu tidak mendengar dan mengikuti nasihatnya. Omelan-omelan itu baru berhenti jika kamu mengiyakan dan atau mengerjakan apa yang sudah dimintanya. Hal itu terjadi mungkin hampir setiap hari.
Namun, saat kamu hidup di sendiri di tanah rantau; omelan-omelan khas mama seakan jadi nada-nada rindu yang selalu ingin kamu dengarkan kembali. Karena kebiasaan-kebiasaan khas itu tak kamu dapatkan saat hidup merantau.
Mungkin saat tertentu ada rasa lega karena kamu terbebas dari semua hal itu. Tapi jauh didalam hati kecilmu, tersimpan rasa rindu yang teramat dalam. Dan saat itu pun kamu akan merindukan serta ingin sekali mendengar suara mama.. Ayo, segera telepon mama!!
Dulu, saat masih berkumpul di rumah, apa kamu biasa berantem sama kakak atau adikmu? Itu bukan hal aneh kan? Dan dalam setiap keluarga pasti selalu terjadi hal-hal seperti ini. Dan lucunya, berantemnya mulai dari hal-hal yang tidak penting.
Misalnya berawal dari saling mengejek, terus kejar-kejaran, dan akhirnya berantem. Sampai-sampai ada salah satu yang menangis dan akan berhenti setelah dengar suara papa atau mama. Jika ditanya alasan berantem, jawaban pasti sangat: 'cuma niatnya becanda biar suasana rumah jadi ramai'.
Terus, pada saat hidup di tanah rantau, tidak bisa seperti itu lagi pastinya. Meskipun dalam keseharian, selalu ada dan hidup bersama dengan teman sebaya tapi tetap tidak mungkin bisa berantem lagi seperti saat di rumah.
Karena jika kebiasaan di rumah dibuat di tanah rantau, nanti ujung-ujungnya jadi masalah besar buat kamu. Dijauhi teman dan lebih parahnya berurusan sama pihak berwajib atau polisi.
Jadi, pasti saat itu kamu jadi ingat kakak atau adik-adikmu di rumah.
Kira-kira itu beberapa hal yang mungkin selalu dirindukan saat kamu jadi anak rantau. Selalu diingat bahwa; meskipun rasa rindu akan rumah dan keinginan untuk pulang itu makin kuat, satu hal yang harus diingat bahwa kamu pergi dari rumah untuk merubah nasib. Jadi, kamu harus berjuang keras untuk melawan keinginan dan kerinduan akan rumah demi meraih mimpi yang diharapkan keluarga dan dirimu sendiri. Sehingga saat kembali ke rumah, mimpi dan cita-citamu juga keluarga sudah menjadi nyata.
Untuk kamu yang punya kisah yang berbeda, bisa tuliskan ceritamu di kolom komentar. Atau, buat kamu yang ingin menambahkan, bisa tulisankan juga pada kolom komentar yang telah tersedia.
Semoga bermanfaat ya..
Untuk menjalani dan melalui proses dan perjalanan itu, tentunya harus banyak pengorbanan dan perjuangan yang dipertaruhkan. Misalkan saja; untuk dapat melanjutkan pendidikan atau studi ke sekolah atau perguruan tinggi favorit yang telah lama jadi incaran kita, maka kita harus rela berkorban pergi jauh dari rumah.
Tinggal di tempat yang berbeda dengan orang tua dan keluarga. Hidup sendiri dan mulai belajar bagaimana mengatur hidup. Dan saat itu kita mulai disebut 'anak rantau'.
Jika harus jujur, tidak ada seorang pun anak atau orang yang ingin meninggalkan rumahnya dan mulai belajar hidup susah dan sendiri.
Namun, hal itu mesti dan harus terjadi. Dan sebagai anak rantau, kita merasa banyak hal-hal atau momen-momen yang seakan hilang. Kebiasaan-kebiasaan di rumah bersama keluarga seakan pergi begitu saja. Saat di rantau, banyak hal yang kita rindukan karena rumah selalu dan selamanya memberikan kenyamanan buat kita.
Namun, satu hal yang perlu disadari bahwa sebagai manusia normal; kita harus siap menghadapi berbagai tantangan. Tantangan-tantangan itu merupakan sebuah bentuk dari perjuangan untuk meneruskan hidup dari masing-masing kita. Karena tidak selamanya dan seterusnya kita hidup dibawah tanggung jawab orang tua.
Kita harus bisa dan sanggup untuk keluar dari rumah demi meneruskan hidup kita sendiri. Demi meneruskan proses bertumbuhnya kita sebagai manusia.
Akh, pengantarnya kelewatt panjang.. Maaf jika terkadang terkesan mulai menggurui. Oya, setelah jadi 'anak rantau' (sebut saja begitu), ada bermacam-macam hal yang akan selalu kita rindukan. Yuk, mari simak bersama asemolas..
- Tak ada lagi yang siapkan makanan
Dulu mungkin saat masih di rumah hidup kamu terasa sangat santai dan menyenangkan. Kenapa tidak karena selalu ada orang tua terutama mama yang menyiapkan makanan. Saat berangkat sekolah, sarapan pagi sudah tersedia di atas meja. Saat pulang sekolah, makan siang sudah ada. Pun juga saat malam tiba, makan malam sudah mama siapkan. Tak ada yang terlewatkan.
Kini, saat hidup di tanah rantauan dan jadi anak rantau, segala kebiasaan itu tidak ada lagi. Yang ada hanya, semuanya harus kamu cari dan siapkan sendiri. Tak ada mama atau siapa lagi yang akan menyiapkan segalanya untuk kamu. Dan saat itu baru kamu merindukan rumah.
- Saat pagi hari, tidak ada lagi yang bangunin
Masih ingatkah kamu kebiasaan saat masih di rumah, pagi-pagi pasti yang selalu terdengar suara mama yang terus setia bangunkan kita yang mungkin sudah hampir terlambat ke sekolah. Suara mama di pagi hari ini sudah seperti alamr alami untuk bangunkan seisi rumah untuk mulai beraktivitas.
Dan kamu pasti akan selalu ingat, bahwa mama akan berhenti memanggil atau membangun jika kita memang sudah benar-benar bangun dan bergegas mandi. Atau jika ai mengetahui dan mendapati kita sedang sakit.
Saat jadi anak rantau, kebiasaan yang dulu terasa menyebalkan dan membosankan itu seakan sirna. Yang membekas hanya rasa rindu untuk kembali mengulang kisah-kisah indah di rumah. Dan saat itu pun kamu akan merasa bahwa yang telah berubah dan beda. Hal itu dapat menyebabkan dan membuatmu rindu untuk kembali lagi ke rumah. Eittt, tapi tunggu liburan dulu ya baru pulang kampung..
- Saat buru-buru tak ada yang bantu menyiapkan keperluanmu
Sebagai anak rantau, kamu pasti suka sekali mepetin waktu saat hendak menjalankan aktifitas harian. Misalnya, sebagai anak kuliah; sudah tahu ada jam kuliah pagi. Ehh, bangun pagi santai dulu dengan handphone atau smartphone baru sudah hampir jam masuk baru buru-buru mandi dan akhirnya nanti ujung-ujungnya telat.
Atau ada tugas dari dosen yang lupa dibawa karena buru-buru. Bahkan lebih parahnya lagi, ada yang punya kebiasaan sudah bangun terus masih malas beranjak dari kasur baring-baring lagi sambil tunggu jam kuliah dan hasilnya ketiduran, terus tidak masuk alias bolos deh hari itu.
Saat itu kamu pasti berpikir; coba kalau di rumah tidak mungkin seperti ini. Selalu ada mama dan papa yang ingatin untuk bergegas.Selalu ada mama yang bantu siapkan semuanya kalau lagi buru-buru. Yah, jadi rindu rumah..
- Saat sakit tidak ada yang rawat
Hal yang tidak menyenangkan saat jadi anak rantau adalah pas lagi sakit. Saat badan rasanya tidak enak, mulut terasa pahit, mau kemana-mana susah, tidak ada yang rawat serta perhatikan kamu. Situasi seperti ini sangat menyiksa. Walaupun kondisi masih drop, jika perut lapar maka harus cari makan sendiri.
Coba kalau di rumah, enak dan santai. Saat sakit, kamu tinggal berbaring saja di tempat tidur. Selalu ada mama yang merawat, siapkan makan minum, bantu minum obat, dan ada mama papa yang temani sampai kamu tertidur. Saat sakit pasti selalu ditanyain, mau makan apa biar mama siapkan yang penting mau makan biar cepat sehat. Akh, enak dan nyaman sekali rasanya.
Saat jadi anak rantau, semua itu tidak ada lagi. Yang ada semuanya dicari dan disiapkan sendiri meskipun kondisi kamu masih sakit. Dan situasi rumah serta pelukan sayang mama papa yang paling kita rindukan saat kita sedang sakit. Karena hanya mereka yang selalu ada untuk kita.
- Rindu omelan-omelan kecil dari mama
Terkadang saat masih ada dan berkumpul bersama keluarga di rumah, ada hal-hal tertentu yang buat kita bosan. Contohnya omelan mama saat kamu tidak menuruti perintahnya. Atau saat kamu tidak mendengar dan mengikuti nasihatnya. Omelan-omelan itu baru berhenti jika kamu mengiyakan dan atau mengerjakan apa yang sudah dimintanya. Hal itu terjadi mungkin hampir setiap hari.
Namun, saat kamu hidup di sendiri di tanah rantau; omelan-omelan khas mama seakan jadi nada-nada rindu yang selalu ingin kamu dengarkan kembali. Karena kebiasaan-kebiasaan khas itu tak kamu dapatkan saat hidup merantau.
Mungkin saat tertentu ada rasa lega karena kamu terbebas dari semua hal itu. Tapi jauh didalam hati kecilmu, tersimpan rasa rindu yang teramat dalam. Dan saat itu pun kamu akan merindukan serta ingin sekali mendengar suara mama.. Ayo, segera telepon mama!!
- Kebiasaan berantem sama saudara jadi hilang
Dulu, saat masih berkumpul di rumah, apa kamu biasa berantem sama kakak atau adikmu? Itu bukan hal aneh kan? Dan dalam setiap keluarga pasti selalu terjadi hal-hal seperti ini. Dan lucunya, berantemnya mulai dari hal-hal yang tidak penting.
Misalnya berawal dari saling mengejek, terus kejar-kejaran, dan akhirnya berantem. Sampai-sampai ada salah satu yang menangis dan akan berhenti setelah dengar suara papa atau mama. Jika ditanya alasan berantem, jawaban pasti sangat: 'cuma niatnya becanda biar suasana rumah jadi ramai'.
Terus, pada saat hidup di tanah rantau, tidak bisa seperti itu lagi pastinya. Meskipun dalam keseharian, selalu ada dan hidup bersama dengan teman sebaya tapi tetap tidak mungkin bisa berantem lagi seperti saat di rumah.
Karena jika kebiasaan di rumah dibuat di tanah rantau, nanti ujung-ujungnya jadi masalah besar buat kamu. Dijauhi teman dan lebih parahnya berurusan sama pihak berwajib atau polisi.
Jadi, pasti saat itu kamu jadi ingat kakak atau adik-adikmu di rumah.
Kira-kira itu beberapa hal yang mungkin selalu dirindukan saat kamu jadi anak rantau. Selalu diingat bahwa; meskipun rasa rindu akan rumah dan keinginan untuk pulang itu makin kuat, satu hal yang harus diingat bahwa kamu pergi dari rumah untuk merubah nasib. Jadi, kamu harus berjuang keras untuk melawan keinginan dan kerinduan akan rumah demi meraih mimpi yang diharapkan keluarga dan dirimu sendiri. Sehingga saat kembali ke rumah, mimpi dan cita-citamu juga keluarga sudah menjadi nyata.
Untuk kamu yang punya kisah yang berbeda, bisa tuliskan ceritamu di kolom komentar. Atau, buat kamu yang ingin menambahkan, bisa tulisankan juga pada kolom komentar yang telah tersedia.
Semoga bermanfaat ya..
***
Ketika Jadi Anak Rantau
4/
5
Oleh
Molas