Tahukah engkau, Cintaku.. Rasa degdegan itu selalu menghampiri diriku
Takut dan ingin seakan berbaur menjadi satu..
Namun, jika harus jujur.. rasa inginku lebih besar daripada takutku
Rasanya tak sabar lagi menyambut hari bahagiaku
Ku duduk bersanding bersama engkau, Sang pangeran hidupku.
UcapKan janji saling berikrar;
Ada haru dan tangis bahagia yang dirasa.
Kisah kita ramai disambut banyak orang
Mereka ingin jadi saksi untuk cinta kita.
Bahagia rasanya,
Itulah rasa yang bergejolak dan membara di hati kita berdua
Yang pasti kita rasakan bersama..
Karnea menikah adalah satu tujuan kita
Tujuan untuk selalu hidup bersama
_____________________________________
Takut dan ingin seakan berbaur menjadi satu..
Namun, jika harus jujur.. rasa inginku lebih besar daripada takutku
Rasanya tak sabar lagi menyambut hari bahagiaku
Ku duduk bersanding bersama engkau, Sang pangeran hidupku.
UcapKan janji saling berikrar;
Ada haru dan tangis bahagia yang dirasa.
Kisah kita ramai disambut banyak orang
Mereka ingin jadi saksi untuk cinta kita.
Bahagia rasanya,
Itulah rasa yang bergejolak dan membara di hati kita berdua
Yang pasti kita rasakan bersama..
Karnea menikah adalah satu tujuan kita
Tujuan untuk selalu hidup bersama
_____________________________________
Puisi di atas merupakan ungkapan kebahagiaan calon mempelai wanita yang tengah menanti detik-detik jelang momen sakral dan indah dalam hidupnya. Menikah!! Semua orang, siapapun itu pasti akan bahagia menyambut peristiwa penting ini. Dan hal itu merupakan suatu hal yang pantas dan wajar.
Kembali hari ini asemolas mengulas tentang "Perkawinan Adat Manggarai" kelanjutan dari artikel sebelumnya. Ulasan ini merupakan hasil rangkuman yang diambil dari berbagai sumber yang bertujuan sebagai pengingat buat kita tentang budaya perkawinan di daerah Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Selamat membaca Teman..
Tujuan Perkawinan
Membicarakan tentang tujuan perkawinan secara umum adalah dimana kedua belah pihak baik itu laki-laki maupun perempuan memiliki keinginan yang sama dan satu yaitu memiliki keturunan sebagai bukti cinta mereka dan juga sebagai generasi penerus untuk keturunan mereka kelak.
Tujuan perkawinan itu diantaranya:
- Untuk mendapatkan keturunan
- Agar hak warisan tidak sampai jatuh ke tangan orang lain
- Untuk meningkatkan derajat dan status sosial dalam kehidupan bermasyarakat baik laki-laki maupun perempuan
- Untuk mendekatkan kembali hubungan kekerabatan yang mungkin sebelumnya mulai renggang
Tujuan Perkawinan Adat
Tujuan perkawinan adat masyarakat daerah Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, adalah:
Pertama :
Untuk mendapatkan keturunan (kudut beka weki one-beka salang peang). Anak atau keturunan dalam masyarakat Manggarai merupakan berkat yang nampak dari Tuhan, rahmat dan berkat yang paling nyata bagi pasangan yang baru menikah. Anak sebagai berkat ini selanjutnya menjadi harapan untuk membangun dan mengembangkan keturunan baru nantinya.
Seperti kiasan yang biasanya digunakan dalam bahasa bambu : 'Bambu yang tua mati, mesti diganti dengan bambu-bambu tunas-tunas muda' atau istilah dalam bahasa daerah masyarakat Manggarai adalah: "Eme wakak betong asa-manga waken nipu tae" atau kadang juga: "Eme muntung pu'u gurung-manga wungkutn te ludung".
Pada upacara peresmian perkawinan adat (istilahnya: "wagal" atau "nempung") harapan untuk memperoleh keturunan diungkapkan dalam doa mendapatkan keturunan, yaitu: "Ra'ok lobo sapo-rentek lobo kecep borek cala bocel-ta'i cala wa'i" yang artinya: 'Duduk berhimpun di atas tungku api-duduk berderet-deret bagaikan tutupan periuk, membuang air besar mengenai betis-buang air besar mengenai kaki'.
Kedua:
Perkawinan adat masyarakat Manggarai juga bertujuan untuk menambah eratnya hubungan keluarga besar. Melalui sebuah perkawinan segala kesalahan, kekhilafan masa lalu dalam satu keluarga besar dimaafkan dan mulai berdamai kembali.
Hal ini nyata terlihat dalam perkawinan antara ke-dalu-an setelah bersengketa sekian lama atau bercekcok yang telah berlangsung lama. Bisa dilihat dalam contoh perkawinan antara ke-dalu-an Cibal dengan ke-dalu-an Todo dan Pongkor pada zaman dulu.
Ketiga :
Perkawinan adata masyarakat Manggarai juga bertujuan untuk saling membahagiakan laki-laki dan perempuan atau dalam istilah masyarakat Manggarai adalah: "Kudut ita le mose di'as ise wina-rona".
Para leluhur orang Manggarai mengakui hubungan suami isteri yang selain saling mengasihi dan tetap setia satu sama lain, juga mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup berkeluarga.
Bentuk Perkawinan
Jika dilihat dari bentuk perkawinan secara umum, dapat dibedakan dalam beberapa macam, yaitu:
- Monogami; berasal dari kata: 'mono' artinya satu dan 'gamos' artinya kawin. Monogami adalah perkawinan yang terjadi antara satu orang laki-laki dan satu orang perempuan.
- Poligami; poli artinya banyak. Poligami adalah perkawinan yang terjadi antara satu orang laki atau satu orang perempuan dengan lebih dari satu laki-laki atau perempuan. Atau boleh dikatakan beristeri atau bersuami lebih dari satu orang.
Poligami ini sendiri dibedakan dalam dua (2) macam:
- Poligini yaitu seorang laki-laki beristeri lebih dari satu orang. Poligini ini juga dibedakan dalam dua (2) macam, yaitu: Poligini sororat dimana para isteri dari laki-laki yang bersangkutan adalah kakak beradik. Poligini non-sororat dimana para isterinya bukan kakak beradik, atau tidak satu keturunan
- Poliandri yaitu seorang isteri atau perempuan bersuami lebih dari satu orang laki-laki. Poliandri ini dibedakan atas dua (2) macam, yaitu: Poliandri fraternal dimana para suami dari perempuan yang bersangkutan adalah kakak beradik. Poliandri non-fraternal dimana para suami dari perempuan ini tidak kakak beradik atau orang lain
Tujuan Pasangan Manggarai Menikah
4/
5
Oleh
Molas