"Enu, salam kenal e.. (Enu, salam kenal). Ata Manggarai nia tite, enu? (Orang Manggarai mana, Enu)?"
"Io, salam kenal kole laku ce'e mai Nara. (Iya, salam kenal juga dari saya, Nara). Aku sina mai Ruteng e, Nara. Ite, Nara? (Saya dari Ruteng, Nara. Kalau Nara?).."
"Cama e Enu, sina mai Ruteng kole aku nara'm e enu.." (Sama Enu, saya juga dari Ruteng Enu)
_______________________________________
"Cama e Enu, sina mai Ruteng kole aku nara'm e enu.." (Sama Enu, saya juga dari Ruteng Enu)
_______________________________________
Sepenggal dialog singkat antara molas Manggarai dan reba Manggarai di atas terkesan santai, bersahabat, dan mungkin mengingatkan kamu juga di awal perjumpaanmu dengan sang pujaan hati. Sapaan lembut dan khas untuk menyapa seorang saudara atau pun saudara begitu lembut dan enak di dengar. Pernahkah sapaan itu kembali kamu dengar saat jauh dari Manggarai??
Kali ini asemolas kembali mengulas tentang Manggarai. Manggarai itu terbagi dalam 3 (tiga) kaupaten kan. Dan untuk artikel saat ini asemolas ingin mengulas secara khusus tentang Ruteng. Mari simak bersama dan mudah-mudahan ini bisa mengobati rindu untuk pulang ke rumah..
Sejarah Tentang Ruteng
Ruteng merupakan ibukota kabupaten Manggarai. Kota ini berada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Salah satu kota yang memiliki hawa yang sejuk dan jika malam hari terasa dingin sekali. Tidak heran kalau kamu bermalam di Ruteng, pasti malam hari mulai cari kain (sarung) dan kain panas (sebutan orang Manggarai untuk selimut tebal).
Berdasarkan sejarah, Ruteng berasal dari satu desa kecil dan berdasarkan kisah para leluhur bahwa desa itu muncul dari 'jantung compang Ruteng' atau 'Ruteng Pu'u'. Sampai saat ini desa Ruteng Pu'u ini masih ada dan di kampung ini kita masih bisa melihat rumah adat asli Manggaraian dan 'compang'. "Compang" adalah sebuah altar batu yang merupakan pusat desa. Oleh masyarakat Manggarai, 'compang' ini dinilai sebagai tempat suci, dimana para leluhur yang diyakini tinggal.
Kampung Ruteng sejak dulu telah dihuni atau didiami oleh dua (2) klan yang berbeda; yaitu "Ata Ruteng" dan "Ata Runtu". Suku yang mendiami Ruteng dikisahkan mempunyai leluhur atau keturunan orang Minangkabau, Sumatera Barat.
Leluhur mereka terdiri atas:
- Nggoang (yang memperanakkan orang Ruteng)
- Rowang (yang memperanakkan orang Pitak)
- Wulang (yang memperanakkan orang Leda)
Yang Unik Dari Ruteng
Seperti kota atau wilayah lainnya, Ruteng memiliki sejuta pesona yang indah. Keunikan dan kekhasan inilah yang membuat 'Ruteng' selalu dirindukan dan dikenang. Yah, sangat diakui bahwa rasa dingin yang diberikan kota ini mungkin membuatmu tak nyaman. Namun, dibalik dinginnya yang mencekam, ada sejuta pesona yang tersembunyi yang selalu dan selamanya di suguhkan padamu, pada setiap mereka yang datang dan berkunjung.
Sebagai 'orang Ruteng', kamu pasti tahu betul apa dan dimana letak uniknya kota Ruteng. Beberapa contoh kekhasan dan keunikan yang disuguhkan kota dingin ini adalah:
- Rumah adat asli Manggarai di Ru'ung Pu'u
- Compang asli peninggalan nenek moyang di Ru'ung Pu'u
- Bangunan Katedral lama di tengah kota Ruteng
- Gunung Ranaka
- Danau Ranamese
- Liang Bua
- Kompiang longa
- Ikan cara (ikan asin khas Manggarai)
- Golo Lusang
Ruteng merupakan sebuah kota di Pulau Flores yang sudah berkembang. Kota ini layak untuk dikunjungi karena di dalamnya tersimpan dan tersembunyi panorama alam yang indah dan menarik. Akses transportasi di tempat ini sangat lancar. Jadi kamu tak perlu kuatir jika punya kesempatan untuk mampir di tempat ini. Hingga saat ini banyak wisatawan dalam dan luar negeri yang datang dan menyaksikan langsung keindahan dan kealamian yang diberikan Ruteng.
Sebagai pelengkap dan pengingat, berikut ini asemolas menyuguhkan beberapa pose cantik yang membuatmu makin merindukan Ruteng, Manggarai tercinta..
Mengingat Ruteng
4/
5
Oleh
Molas