Minggu, 03 April 2016

Mengenal Wae Rebo, Desa Wisata Flores

Masih ingat ungkapan ini: "Neka hemong kuni agu kalo". Kalimat ini merupakan sebuah ungkapan yang telah mendarah daging dan menyatu bagi Wae Rebo. Dimana hal ini mengarah pada Wae Rebo sebagai tanah kelahiran atau tanah tumpah darah atau tanah pusaka yang tidak akan pernah terlupakan dan akan selalu diingat juga dikenang hingga akhir hayat. 

Rumah Adat Atau Mbaru Niang Di Kampung Wae Rebo

Ungkapan ini menjadi semangat dan motivasi yang paling ampuh yang membuat masyarakat Wae Rebo masih tetap melestarikan kampung halamannya itu dari zaman dahulu sejak para leluhur dan nenk moyang mereka hingga generasi baru saat ini hingga selamanya. 
Berikut asemolas mencoba mengulas tentang Wae Rebo secara umum berdasarkan hasil rangkuman dari beberapa sumber. Mari simak dan bersama asemolas telusuri kembali budaya yang mungkin mulai terlupakan dan diabaikan olehmu, Kawan..

Letak Geografis Wae Rebo
Wae Rebo merupakan sebuah kampung atau desa tradisional yang terletak di sebuah dusun yang terpencil. Saking terpencilnya, masyarakat sekecamatan saja masih belum sepenuhnya mengenal tempat tersebut apalagi untuk bertandang ke desa tersebut. Anehnya dan uniknya, desa yang terpencil ini sudah sangat sering dan banyak dikunjungi wisatawan asing (turis) dan wisatawan domestik dari luar daerah Manggarai tentunya yang datang, melihat, menikmati, serta berlibur di desa ini.

Berangkat dari hal ini, Wae Rebo boleh dikatakan sebagai dusun internasional yang kian banyak digemari dan bahkan telah menjadi salah satu tempat favorit bagi para wisatawan asing dan domestik yang memiliki bakat khusus. Bakat khusus yang dimaksud seperti hal-hal yang berkaitan dengan dunia backpacker. 

Wae Rebo sendiri terletak di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Cuaca di daerah ini cukup dingin karena termasuk dalam daerah pegunungan. Letak tempat ini berada di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut.
Kampung Wae Rebo ini diapiti oleh dua gunung yaitu Gunung Tongkor Kina dan Gunung Porto serta hutan yang lebat sehingga tidak salah jika cuaca di sana sangat dingin terutama di malam hari. Kampung ini berada cukup jauh dari kampung-kampung tetangga.

Warga Kampung Wae Rebo Sedang Menikmati Udara Pagi

Penduduk Wae Rebo
Penduduk desa Wae Rebo pada awalnya adalah Maro. Berdasarkan kisah terdahulu bahwa secara turun-temurun nenek moyang Wae Rebo mengisahkan atau menceritakan bahwa Maro merupakan orang pertama yang ada dan tinggal di Wae Rebo. Dalam cerita itu dikatakan bahwa dulu Maro datang bersama saudaranya yang bernama Bimbang.

Mereka memilih cara hidup berpindah-pindah. Maro memilih untuk menempati lembah yang dikelilingi gunung yang saat ini telah diberi nama Wae Rebo. Sedangkan saudaranya, Bimbang, memilih tinggal dan menetap di kampung yang berbeda. Namun dari kisah ini, tidak diceritakan tentang keluarga Maro.

Namun berdasarkan temuan sejarah juga bahwa suku yang mendiami Kampung Wae Rebo pada mulanya berasal dari Tanah Minangkabau. Namun karena hidup terisolir dan jauh dari suku asalnya, menyebabkan cara hidup dan adat mereka sangat berbeda dengan suku Minang asli yang sekarang. Terbukti bahwa tak terlihat sedikit pun bukti sejarah atau bukti nyata dalam rupa bentuk rumah adat, cara hidup, adat istiadat, atau bahasa yang menunjukkan bahwa mereka awalnya berasal dari Tanah Minangkabau.

Usia kampung Wae Rebo hingga saat ini kira-kira memasuki generasi yang ke-18. Satu generasi mencapai kira-kira usia 60 tahun atau bahkan lebih. Dilihat dari hal itu maka boleh dikatakan bahwa usia Kampung Wae Rebo saat ini kurang-lebih 1.100 tahun.

Ada Apa Di Wae Rebo
Wae Rebo merupakan satu-satunya kampung adat tradisional yang masih ada dan tersisa di tiga Kabupaten Manggarai, dimana keasliannya masih dijaga, dilestarikan, dan tertata rapi oleh masyarakat setempat.

Para leluhur Wae Rebo mewariskan tujuh (7) buah rumah adat. Rumah adat dengan bentuk yang kerucut dan unik ini disebut "Mbaru Niang" yaitu rumah bundar berbentuk kerucut. Mbaru Niang terdiri atas lima (5) tingkat dan masing-masing tingkat memiliki fungsi tersendiri, yaitu:
  1. Lutur (tenda) merupakan tingkat pertama. Bagian ini akan ditempati oleh masyarakat.
  2. Lobo (loteng); tingkat kedua. Memiliki fungsi untuk menyimpan bahan-bahan makanan dan barang-barang lain yang tidak dipakai dalam kebutuhan sehari-hari.
  3. Lentar , tingkat ketiga. Yang berfungsi untuk menyimpan benih-benih seperti jagung, padi, dan kacang-kacangan. 
  4. Lempa Rae , tingkat keempat. Berfungsi sebagai tempat stok makanan cadangan. Dimana makanan cadangan ini biasanya digunakan pada saat terjadinya gagal panen atau jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan.
  5. Hekang Kode , tingkat kelima. Bagian ini biasanya digunakan untuk menyimpan langkar atau anyaman dari bambu yang berbentuk persegi yang berfungsi untuk menyimpan sesajian atau persembahan buat para leluhur jika melaksanakan upacara adat. 
Rumah Adat Wae Rebo Yang Sedang Direnovasi Dan Diperbaiki
  
Tiga rumah adat diantara tujuh rumah adat ini sempat punah dan rusak karena termakan usia; namun pada tahun 2011 tiga (3) rumah adat yang sudah punah ini dibangun kembali. Sehingga rumah adat atau biasa masyarakat setempat menyebutnya Mbaru Niang kembali menjadi tujuh (7) buah. 

Di tujuh (7) rumah adat (Mbaru Niang) ini hidup 44 keluarga dimana masing-masing Mbaru Niang ditempati oleh 6 sampai 8 keluarga. Uniknya di Kampung Wae Rebo ini hanya boleh ada 7 (tujuh) rumah adat atau Mbaru Niang; tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. Jika rumah adat ini sudah tidak bisa menampung satu keluarga baru misalnya, maka keluarga tersebut harus pindah dan menetap di kampung lain yang terdekat yaitu Kampung Kombo.

Kampung Kombo ini merupakan kampung yang terdekat dengan Kampung Wae Rebo. Jaraknya kira-kira 5 kilometer dengan berjalan kaki. Kampung Kombo ini pada akhirnya diberi julukan kampung kembaran Wae Rebo. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk yang mendiami kampung Kombo berasal dari Kampung Wae Rebo.

Wae Rebo, Kampung Wisata Yang Tradisional, Unik, Dan Penuh Sejarah

Related Posts

Mengenal Wae Rebo, Desa Wisata Flores
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Ingin berlangganan artikel Ase Molas? Silahkan daftarkan email Anda di bawah ini: