Senin, 18 April 2016

Karakter Orang Manggarai

Sejak kecil di rumah masing-masing oleh papa dan mama, kamu sudah diajarkan bagaimana cara bertutur dan bersikap dengan orang lain. Bagaimana jika lawan bicara kamu sebaya, lebih tua dari usiamu, atau lawan jenis. Sikap atau gaya bicaranya pasti berbeda kan. Kamu pasti selalu dan terus diingatkan jika melalaikan atau mengabaikan hal tersebut.

Karakter Dan Kehidupan Anak-Anak Daerah Manggarai, Flores

Ketika di bangku sekolah pun oleh bapak dan ibu guru, diajarkan dan ditekankan hal-hal yang tentang bagaimana kebiasaan dan pola tingkah kamu ketika berhadapan dengan orang lain. Mungkin saat masih kecil, kamu berpikir bahwa hal ini merupakan masalah sepele. Tapi perlu dan sangat disadari bahwa ini sangat penting karena berhubungan dengan interaksi kamu dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Dalam tema kali ini, asemolas akan mengulas hasil rangkuman dari beberapa sumber tentang "Tata Krama Yang Berkaitan Dengan Budaya Manggarai". Biar tidak melenceng jauh dari topik, mari langsung saja ikuti pembahasan asemolas berikut ini.

Apa Itu Tata Krama
Secara harfiah, tata krama ini merupakan gabungan dua (2) kata yaitu tata dan krama. Dimana, 'tata' adalah adat, peraturan, norma, atau aturan, Sedangkan, 'krama' adalah kelakuan, cara, langkah, atau perbuatan yang baik. Dilihat dari arti dua (2) kata itu, maka 'tata krama' adalah norma atau aturan atau peraturan yang mengatur kelakuan atau sikap seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain yang disetujui atau disepakati dan berlaku dalam hidup bermasyarakat. 

Dalam kehidupan sehari-hari, tata krama biasa disebut juga 'etiked' atau 'etika'. Secara umum, ada bermacam-macam etika atau tata krama yang berlaku baik itu di lingkungan rumah, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.

Tata Krama Budaya Manggarai
Tata krama atau etika yang berlaku di setiap daerah pastilah berbeda-beda. Tergantung bagaimana kebiasaan dan adat yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Karena pada dasarnya, tata krama atau etika itu dapat membentuk kepribadian dan cara hidup seseorang.

Dalam kehidupan masyarakat Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur pun memiliki aturannya sendiri. Namun semua peraturan atau adat yang berlaku itu memiliki tujuan untuk membentuk dan mengatur kebiasaan hidup masyarakat Manggarai itu sendiri.

1. Melacak Karakter Orang Manggarai
Karakter orang Manggarai dapat diartikan dalam bahasa daerah Manggarai dengan "Perange data Manggarai". Dari awal hal ini penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin ada dan hidup di daerah Manggarai agar bisa menempatkan diri ketika berhadapan dengan masyarakat daerah setempat.

Di setiap daerah pasti memiliki konflik yang berbeda-beda. Untuk daerah Manggarai, dari sekian masalah yang terjadi yang paling sering dibicarakan adalah masalah sengketa tanah. Masalah sengketa tanah ini terkadang sampai berujung pada perang tanding yang mengorbankan nyawa manusia yang terlibat didalamnya. Terkadang dari pertikaian bunuh-membunuh ini menimbul sebuah pertanyaan sederhana dari orang-orang: 'Apakah karakter orang Manggarai memang demikian?'.

Mungkin buat daerah lain, tanah itu hanyalah merupakan lahan yang bisa digunakan untuk mengolah lahan pertanian atau dipakai untuk mendirikan sebuah bangunan entah itu untuk tempat tinggal atau untuk kebutuhan lain. Tetapi untuk masyarakat Manggarai, Flores, tanah itu memiliki makna tersendiri. Bagi orang Manggarai tanah itu bukanlah hanya sekedar tempat untuk menanam. Tetapi tanah itu memiliki hubungan erat dengan 'harga diri' atau 'kehormatan'.

Harga diri yang dimaksud berkaitan dengan harga diri suku atau 'wa'u' ataupun harga diri pribadi. Tanah yang dimiliki oleh orang seketurunan suku atau wa'u, telah dimiliki secara turun-temurun berdasarkan hak ulayat. Proses terjadinya hak ulayat ini sangat panjang; dimulai dari terbentuknya suku atau wa'u kemudian diikuti oleh tanah-tanah yang dimiliki oleh wa'u tersebut.

Tanah Sebagai Warisan Dan Karakter Masyarakat Manggarai, Flores

Perlu diketahui bahwa banyak sedikitnya tanah ulayat yang dimiliki sangat ditentukan oleh status sosial yang dalam diri suku atau wa'u yang bersangkutan. Dalam masyarakat Manggarai penggolongan suku atau keturunan itu terbagi atas:
  • Kraeng
  • Dalu
  • Gelarang  

Sekarang kita kembali pada karakter dasar orang Manggarai atau 'Perange data Manggarai' adalah
a. Toe ngoeng te karukak ka'eng tanah; maksudnya tidak suka membuat keributan tinggal di dunia ini atau lebih suka hidup dengan damai dan tenang.
b. Mose momang tau, hambor agu meler; artinya lebih kepada masyarakat atau pribadi yang cinta damai dan ketenangan.
c. Seber te ciwal / gori do; maksudnya ipe orang atau masyarakat yang rajin bekerja.

Dalam kehidupan masyarakat Manggarai, ada beberapa ungkapan atau istilah daerahnya 'go'et' yang ada kaitannya dengan sifat atau karakter dasar orang Manggarai yang rajin bekerja, yaitu:
1. "Duat gula-we'e mane kudur paeng hang mane"; yang artinya berangkat kerja pada pagi hari-pulang sore untuk bisa mendapatkan makan malam.
2. "Tua hang gula-deko hang leso"; maksudnya mendapatkan makanan pad pagi hari dan menangkap makanan untuk siang hari.
3. "Toe mbasa saek-toe woro waes-tipek"; yang artinya tidak bergaya hidup mewah-tidak boros.
4. "Dempul wuku-tela toni kudut dumpu bate nuk-haeng bate kawe"; maksudnya kuku tumpul-punggung terbelah oleh terik matahari agar bisa mendapatkan apa yang diinginkan , memperoleh apa yang dicari.
5. "Lonto leok"; artinya duduk melingkar. Lonto leok maksudnya duduk bersama untuk membicarakan dan menyelesaikan segala masalah yang terjadi.
6. "Gori cama-cama"; maksudnya tipe masyarakat yang suka bergotong royong dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
7. "Poro radak ata-langkas ite"; maksudnya semoga orang rendah, kita menjadi tinggi. Atau dalam arti lain: ambisi kita haru lebih dari orang lain; ada keberanian tetapi harus tetap demokratis dan kesatria.
8. "Paes atau hejol"; maksudnya tipe orang yang kurang disiplin waktu atau kurang menghargai waktu.
9. "Toe tombo dungka"; artinya tidak berterus terang atau tidak mengatakan yang sebenarnya terjadi atau yang dialami.
10. "Gelang keta tunti"; artinya suka meniru.
11. "Imbi pina naeng"; maksudnya percaya tahyul, masih kuat percaya pada dukun (ata mbeko) atau sering juga disebut "ata wase re'a".

Karakter Dan Cara Hidup Bermasyarakat Orang-Orang Manggarai, Flores


Sumber : Butir-Butir Adat Manggarai

Bersambung..

Related Posts

Karakter Orang Manggarai
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Ingin berlangganan artikel Ase Molas? Silahkan daftarkan email Anda di bawah ini: