Selasa, 26 April 2016

Arti Mbaru Gendang Manggarai

Setiap daerah atau wilayah yang ada di Indonesia ini sudah tentu memiliki adat dan kebudayaan masing-masing. Tiap daerah memiliki ciri dan cara yang berbeda dalam istilah atau tata cara pelaksanaan upacara yang berkaitan dengan adat. Dan masing-masing daerah mempunya rumah adat tempat berlangsungnya secara macam bentuk kegiatan adat di daerah tersebut.


Rumah Khas Manggarai, Wae Rebo


Tentunya, bentuk dari tiap rumah adat tersebut berbeda-beda. Rumah adat itu memiliki fungsi masing-masing dari tiap bagian yang ada di dalamnya. Fungsi-fungsi dari tiap bagian dalam rumah adat mempunyai arti tersendiri bagi masyarakat di daerah atau wilayah yang bersangkutan. Begitu pun dengan masyarakat daerah Manggarai. 

Tata cara pelaksanaan upacara adat, bentuk rumah adat, adat yang berlaku dalam masyarakat Manggarai, atau fungsi dari bagian-bagian di dalam rumah adat memiliki fungsi dan arti yang sangat penting. Hal ini sudah diyakini dan diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang terdahulunya. Berikut asemolas akan membahas tentang rumah adat masyarakat Manggarai, Flores. Artikel ini merupakan hasil rangkuman dari beberapa sumber. Disimak ya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat untukmu nanti. 

Apa Itu Mbaru Gendang?
Sebagai orang Manggarai, kamu pasti pernah dengar dan tahu tentang istilah "Mbaru Gendang". Mbaru gendang biasa disebut juga dengan 'mbaru tembong'. Mbaru gendang atau mbaru tembong ini merupakan sebutan dalam istilah bahasa Manggarai, bahasa daerah setempat. Jika diartikan, mbaru gendang atau mbaru tembong itu adalah rumah adat yang berbentuk kerucut (atau dalam bahasa Manggarai disebut juga 'mbaru niang'). 

Mbaru gendang atau mbaru tembong ini adalah dua kata yang berasal dari bahasa Manggarai yaitu "mbaru" artinya rumah; sedangkan "gendang atau tembong" artinya alat musik tradisional Manggarai yang terbuat dari kayu dan kulit kambing. 

Di masyarakat Manggarai, rumah adat tempat disimpannya gendang atau tembong sebagai simbol atau lambang hak ulayat atas lingko-lingko yang dikuasainya. Dalam satu kampung, hanya memiliki satu mbaru gendang meskipun ada pula yang disebut 'mbaru tambor' karena memiliki latar belakang sejarahnya sendiri selain mbaru gendang yang berdiri di samping dalamnya kampung tersebut. 'Mbaru tambor' artinya rumah tempat disimpannya tambur.  

Mengapa Mbaru Gendang Penting?
'Mbaru gendang' yang berfungsi sebagai rumah adat dalam kampung mempunyai kedudukan yang sangat penting dan sangat tinggi dari semua rumah yang lain. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena:
1. Di dalam rumah gendang tempat tinggalnya tu'a golo atau tu'a gendang. Tu'a golo atau tu'a gendang merupakan pemuka adat dan pemimpin umum dalam kampung yang bersangkutan. 
2. Tempat dilaksanakannya segala macam kegiatan penting di kampung, misalnya: upacara adat, rapat-rapat penting yang berhubungan langsung dengan kepentingan warga kampung. Hal ini seperti diungkapkan dalam sebuah pepatah atau go'et dalam istilah Manggarai yaitu: "neki-weki-manga ranga kudut bantang pa'ang olo-ngaung musi". Yang artinya: tempat berkumpulnya semua warga kampung untuk bermusyawarah dan bermufakat. 
3. Tempat dilaksanakannya upacara-upacara besar dalam kampung. Misalnya: pesta cepa, penti, tae kaba, wagal atau nempung.
4. Tempat menerima dan menjamu para tamu agung yang datang mengunjungi desa atau kampung yang bersangkutan.
5. Tempat disimpannya gendang dan gong. Selain itu, tempat para generasi muda Manggarai melatih diri untuk sanda, mbata, atau belajar memainkan alat-alat musik tradisional seperti gong dan gendang. 
6. Tempat disimpannya barang-barang pusaka peninggalan para leluhur zaman dulu. 


Bentuk Rumah Adat Manggarai, Flores - Wae Rebo, Flores


Yang Berhak Tinggal Di Rumah Gendang
Di dalam rumah gendang terdapat beberapa ruang atau kamar. Ruang atau kamar dalam rumah gendang biasanya disebut 'usung' atau 'lo'ang' atau 'molang'. 
'Usung' atau 'lo'ang' atau 'molang' adalah kamar tidur dari penghuni rumah itu, entah usung dari tu'a golo atau usung dari tu'a teno atau tu'a panga

Yang berhak tinggal di rumah gendang adalah:
- Tu'a golo atau tu'a gendang. Biasanya yang menjadi tu'a golo atau tu'a gendang adalah keturunan sulung (wae tu'a atau wae ngaso) dari suku yang tergolong penduduk asli atau ata ici tana. Namun terkadang ada pula yang dihuni oleh adiknya atau keturunan adiknya (wae ase).
- Tu'a teno. Tu'a teno adalah tetu'a adat yang memiliki tugas untuk membagi tanah lingko. Kadang, tu'a teno itu menjadi tu'a panga atau ketua sub klen atau dalam bahasa daerah Manggarai adalah tu'an wa'u ca one beo hitu. 

Simbol-Simbol Pada Mbaru Gendang
Menurut tradisi adat masyarakat Manggarai, Flores, rumah gendang terdiri dari tiga (3) simbol utama, yaitu:
1. Kolong rumah atau ngaung
Ngaung atau kolong rumah merupakan lambang dari dunia bawah atau dunia yang penuh dengan kegelapan, dunia orang-orang yang sudah meninggal. 
2. Tempat tinggal manusia (bagian tengah rumah)
Ini melambangkan hal terang dan tempat manusia atau orang Manggarai melakukan kegiatan atau rutinitas setiap hari guna memberikan arti bagi kehidupannya di dunia ini.
Pada bagian tengah ini terdapat beberapa bagian yang akan kita temukan, yaitu:
  • Lutur: tempat dilaksanakannya segala kegiatan manusia misalnya untuk melaksanakan upacara adat, tempat untuk bermusyawarah, tempat untuk menjamu jika ada tamu-tamu penting yang berkunjung, atau tempat untuk meletakkan jenasah jika ada yang meninggal.
  • Siri bongkok: tiang agung rumah adat. Pada siri bongkok inilah digantungkannya gendang, tembong, gong, dan tambur. Karena digantungnya alat-alat musik tradisional pada tiang tengah rumah atau siri bongkok sehingga disebut mbaru gendang atau mbaru tembong. 
  • Lo'ang: kamar tidur. Biasanya lo'ang atau kamar tidur ini disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga yang berhak mendiami rumah adat tersebut. 
  • Sapo: tungku tempat dibuatkannya api untuk memasak 
  • Para (pintu): tempat keluar-masuknya manusia dan digunakan juga sebagai tempat dibunuhnya hewan kurban pada saat melaksanakan upacara adat. 
3. Atap
Atap rumah adat Manggarai yang disebut 'mbaru gendang' berbentuk kerucut (niang). Sehingga sering orang menyebutnya dengan istilah 'mbaru niang' artinya rumah yang berbentuk kerucut.


Warisan Budaya Flores Dan Bentuk Rumah Adat Manggarai, Flores


Simbol pada puncak kerucut pada mbaru gendang, adalah:
  • Lukisan wajah manusia yang terbuat dari kayu. Hal ini melambangkan manusia Manggarai yang selalu tertuju ke atas (kepada Sang Pencipta-Nya) yang disebut Mori Keraeng
  • Lukisan tanduk kerbau yang terbuat dari kayu atau kadang langsung menempelkan tanduk kerbau pada lukisan wajah manusia tersebut. Hal ini menggambarkan orang Manggarai yang memiliki kekuatan yang sama seperti kerbau, memiliki daya juang dan semangat kerja keras yang tinggi seperti kerbau.
  • Tepat di atas lukisan wajah manusia terdapat lukisan yang berbentuk kepala gasing (mangka). Yang berarti hubungan manusia dengan Tuhan sebagai pencipta yang berada di atas. 
Pada bagian dalam dari niang, diatas lutur dan lo'ang tepatnya, terdapat dua bagian penting, yaitu:
  1. Leba atau lobo adalah tempat menyimpan segala hasil bumi seperti: jagung, padi, gaplek
  2. Lempa-rae (ruangan kecil pada puncak niang) adalah tempat khusus untuk mempersembahkan sesajian kepada Tuhan dan para leluhur. Terkadang lempa-rae ini juga berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan barang-barang pusaka, warisan para leluhur yang nantinya dapat ditunjukkan pada geerasi peneus atau anak-cucu pada saat upacara adat untuk menghormati warisan para leluhur. 

Warisan Budaya Dan Kampung Serta Rumah Adat Di Tengah-Tengah Kampung Di Flores


Sumber: Butir-Butir Adat Manggarai, Petrus Jangur

Related Posts

Arti Mbaru Gendang Manggarai
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Ingin berlangganan artikel Ase Molas? Silahkan daftarkan email Anda di bawah ini: