Tiap daerah pasti memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Yang unik dan khas dari masing-masing daerah selalu menggambarkan budaya lokal daerah yang bersangkutan. Dan setiap hal yang unik dari sebuah daerah merupakan kebanggaan yang akan selalu dibawa sepanjang masa dari generasi ke generasi berikutnya.
Jika dijaga, dirawat, dan dikembangkan dengan baik maka sesuatu yang unik dank has dapat mendatang devisa bagi daerah yang bersangkutan. Sebut saja wisata alam dengan kekhasan masing-masing yang tersebar di penghujung Nusantara. Atau warisan budaya lokal misalkan tarian-tarian adat atau rumah-rumah adat yang dengan ciri dan bentuk tersendiri tiap daerah yang jika dikembangkan dapat menambah pundi-pundi kas daerah khususnya dan negara umumnya.
Bermula dari topik ini, asemolas coba mengulas yang unik dank has dari daratan Flores, Manggarai khususnya yaitu tentang “Tarian Caci”. Mari simak bersama..
Apa Itu Tarian Caci?
Kata ‘Caci’ itu sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa daerah Manggarai, yaitu: ‘Ca’ artinya satu dan ‘Ci’ artinya uji. Dilihat dari arti dua suku kata tersebut maka Caci merupakan uji kekuatan antara dua orang laki-laki dimana satu lawan satu untuk melihat serta membuktikan siapa yang benar dan salah. Caci ini adalah salah satu yang khas dan unik dari masyarakat Manggarai, Flores. Karena salah satu bentuk seni maka kebanyakan orang sering menyebutnya ‘Tari atau tarian Caci’.
Jika dijaga, dirawat, dan dikembangkan dengan baik maka sesuatu yang unik dank has dapat mendatang devisa bagi daerah yang bersangkutan. Sebut saja wisata alam dengan kekhasan masing-masing yang tersebar di penghujung Nusantara. Atau warisan budaya lokal misalkan tarian-tarian adat atau rumah-rumah adat yang dengan ciri dan bentuk tersendiri tiap daerah yang jika dikembangkan dapat menambah pundi-pundi kas daerah khususnya dan negara umumnya.
Bermula dari topik ini, asemolas coba mengulas yang unik dank has dari daratan Flores, Manggarai khususnya yaitu tentang “Tarian Caci”. Mari simak bersama..
Apa Itu Tarian Caci?
Kata ‘Caci’ itu sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa daerah Manggarai, yaitu: ‘Ca’ artinya satu dan ‘Ci’ artinya uji. Dilihat dari arti dua suku kata tersebut maka Caci merupakan uji kekuatan antara dua orang laki-laki dimana satu lawan satu untuk melihat serta membuktikan siapa yang benar dan salah. Caci ini adalah salah satu yang khas dan unik dari masyarakat Manggarai, Flores. Karena salah satu bentuk seni maka kebanyakan orang sering menyebutnya ‘Tari atau tarian Caci’.
Tarian Caci merupakan bagian dari seni uji ketangkasan dan ketangguhan yang dimainkan atau diperankan oleh dua orang laki-laki satu lawan satu dengan memakai cambuk dan perisai sebagai senjata yang dipadukan dengan gerakan tari dan diiringi lagu dan bunyi-bunyian alat musik tradisional yaitu gong dan gendang.
Kapan Tarian Caci Dimainkan?
Untuk masyarakat Manggarai, Flores, tarian Caci biasanya dimainkan atau dipentaskan pada acara-acara tertentu. Misalkan acara adat yang dipercaya dan diyakini secara turun-temurun oleh masyarakat Manggarai yaitu upacara Penti (ritual syukuran setelah panen), upacara selamatan kampung (dalam masyarakat Manggarai dikenal dengan istilah ‘Pesso Beo’), upacara pembukaan lahan baru, atau upacara adat lainnya.
Tarian Caci ini biasanya dimainkan oleh dua kelompok yaitu tuan rumah atau warga kampung yang dikenal dengan istilah ‘Ata One’ dalam bahasa daerah Manggarai dan tamu yang diundang untuk bertanding atau pendatang, biasa disebut ‘Ata Pe’ang’ dalam bahasa Manggarai. Pada saat uji ketangkasan masing-masing kelompok mengutus satu orang untuk bermain, entah seseorang yang berperan sebagai pemukul (paki, dalam bahasa Manggarai) atau berperan sebagai penangkis (ta’ang, dalam bahasa daerah Manggarai).
Nanti selama tarian berlangsung, tiap kelompok akan secara bergantian bermain dengan dua peran itu; barulah setelahnya diakhiri dengan nyanyian-nyanyian dari salah seorang yang telah berperan sebagai penangkis (ta’ang). Saat salah satu dari utusan kelompok mereka bertanding, anggota kelompok lainnya akan memberikan dukungan buat rekannya berupa nyanyi-nyayian dan tari-tarian sambil mereka menanti giliran berikutnya untuk bertanding.
Tarian Caci biasanya dipentaskan di halaman rumah adat atau di lapangan yang luas atau dalam istilah masyarakat Manggarai 'Natas Gendang'.
Dulu, tarian Caci hanya dipentaskan pada ritual-ritual adat tertentu. Seiring dengan perkembangan zaman, tarian Caci juga dipentaskan dalam acara-acara yang bukan adat. Misalnya sebagai bentuk penyambutan untuk tamu-tamu penting yang berkunjung ke daerah atau wilayah kecamatan setempat, pada upacara syukuran pentahbisan imam baru, atau pada upacara kenegaraan.
Perlengkapan Tarian Caci
Sarung Songke dan celana panjang warna putih
Para pemain akan mengenakan sarung songke (Songket, sarung tenun ikat khas Manggarai, Flores) dan celana panjang putih untuk melindung untuk paha dan kaki. Biasanya pemain akan bertelanjang dada. Kain songket akan dililitkan di pinggang sampai sebatas lutut guna menutupi sebagian celana panjang, kemudian di bagian belakang akan dipasangkan giring-giring yang akan berbunyi sesuai dengan irama gerakan yang digerakkan pemain.
Perlengkapan Tarian Caci
Sarung Songke dan celana panjang warna putih
Para pemain akan mengenakan sarung songke (Songket, sarung tenun ikat khas Manggarai, Flores) dan celana panjang putih untuk melindung untuk paha dan kaki. Biasanya pemain akan bertelanjang dada. Kain songket akan dililitkan di pinggang sampai sebatas lutut guna menutupi sebagian celana panjang, kemudian di bagian belakang akan dipasangkan giring-giring yang akan berbunyi sesuai dengan irama gerakan yang digerakkan pemain.
Perlengkapan kepala
- Larik yaitu semacam pecut atau cambuk dalam bahasa Indonesia
- Nggiling atau perisai
- Koret atau penangkis.
- Agang berbentuk busur. Biasanya terbuat dari bahan rotan atau dahan bambu yang berfungsi untuk menahan atau menangkis serangan dan pukulan lawan.
- Panggal atau penutup kepala (hiasan kepala, bisa juga dikatakan semacam topeng). Panggal atau penutup kepala ini dibuat dari kulit kerbau dan kemudian dilapisi dengan kain yang berwarna-warni. Tujuan dibuatkan panggal atau penutup kepala adalah untuk melindung bagian kepala dari pecut atau larik.
- Destar atau kain sarung. Destar ini sebagian besar dililitkan di daerah wajah dengan tujuan untuk melindungi wajah dan mata dari cambukan saat bertanding.
Gong dan gendang
Alat musik tradisional yang digunakan untuk mengiringi nyanyian dan tarian sepanjang tarian Caci dipentaskan.
Makna Tarian Caci
- Tarian Caci merupakan seni budaya lokal yang diwariskan oleh para leluhur.
- Permainan Caci merupakan simbol warisan budaya yang bernilai positif bagi generasi penerusnya dari para leluhur terdahulu.
- Caci tidak meninggalkan dendam di tiap orang yang berperan di dalamnya.
- Di dalam Caci terkandung unsur seni yang sangat tinggi.
- Caci menggambarkan kemurnian hati; sebab para petarung tidak hanya dituntut untuk bisa memukul dan menangkis serangan, tetapi juga bisa menyanyi dan menari. Karena di situlah letak seninya tarian Caci.
- Caci mengajarkan banyak hal positif. Misalnya sifat sportivitas, kepahlawanan, ketangkasan, dan keindahan.
Istilah Dalam Tarian Caci
- Paki; seseorang yang berperan sebagai pemukul dalam pertandingan Caci
- Ta’ang; seorang penangkis pukulan
- Ata One; warga kampung atau desa tempat dilaksanakannya upacara adat atau tarian Caci. Atau biasa disebut Mori Beo.
- Ata Pe’ang atau biasa disebut Landang; pendatang atau tamu yang diundang sebagai penantang pada permainan tarian Caci. Sering diistilahkan Meka Landang.
- Natas gendang; halaman rumah adat tempat dilaksanakannya upacara adat atau tarian Caci.
- Beke atau Rowa ; kalah. Dimana pukulan cambuk mengenai daerah wajah atau mata. Jika seseorang pada saat bertanding mengalami hal ini maka yang bersangkutan harus segera keluar dari arena pertandingan karena telah dinyatakan kalah.
- Lomes : menari. Gerakan badan dari para penari Caci saat memainkan Caci.
- Dere : menyanyi.
- Danding : seseorang atau sekelompok orang yang menyanyikan lagu-lagu daerah untuk mengiringi permainan Caci dalam bentuk lingkaran dan melakukan gerakan berputar.
- Go’et : syair atau pantun adat yang biasanya dinyanyikan oleh salah seorang dari pemain Caci.
- Sopi atau tu’ak bakok : arak khas Manggarai. Biasanya minuman ini selalu jadi pelengkap dalam setiap pertandingan Caci. Tu’ak bakok atau arak ini diberikan pada para pemain Caci sebagai pemberi semangat dan untuk menambah keberanian dari tiap pemain.
Caci: Yang Unik Dari Manggarai
4/
5
Oleh
Molas