Jumat, 29 Januari 2016

Sano Nggoang, Riwayatmu

Tahukah kamu tentang kisah di balik indahnya Danau Sano Nggoang? Danau Sano Nggoang merupakan salah satu tempat wisata alam yang mungkin belum diketahui banyak orang. Karena mungkin jangkauan untuk bisa sampai ke tempat ini cukuplah sulit.
Itik Di Danau Sano Nggoang - Sano Nggoang, Riwayatmu
Sejarah Danau Sano Nggoang
Dikisahkan pada zaman dahulu kala tempat yang sekarang menjadi danau Sano Nggoang ini adalah sebuah desa terpencil yang dikelilingi bukit dan hutan belukar. Kala itu hiduplah dua orang pria dan mereka sudah bersahabat sejak lama. 

Keduanya mengalami cacat fisik; satunya buta dan yang lain lumpuh. Mereka tinggal terpisah atau dalam artian tinggal di rumah yang berbeda namun jarak antara rumah mereka dekat sehingga jika salah satu dari mereka membutuhkan bantuan maka bisa saling memanggil dari rumah masing-masing. 

Mereka berdua memiliki seorang anjing yang diberi nama Lawe. Binatang ini tidak tinggal menetap pada salah satu rumah baik si buta maupun si lumpuh. Karena kesehariannya si Lawe selalu secara bergantian datang di rumah kedua sahabat ini. 

Suatu hari, karena merasa lapar si buta ingin memasak. Namun dia tidak memiliki api untuk bisa memasak nasi atau makanan. Maka berteriaklah si buta memberitahu keadaan dan kebutuhannya pada sahabatnya, si lumpuh. 

Kata si buta: "Oe Kela, darem aku ra. Landing toe manga api kut nare hang gaku. Calak manga api dite, Kela?" (Teman, saya lapar. Namun saya tidak memiliki api untuk memasak nasi. Mungkin di tempatmu ada api?). 

"Manga Kela. Gereng cekaut na.." (Ada kawan. Tunggu sebentar), sahut si lumpuh. Si lumpuh lalu berpikir bagaimana caranya biar api yang ada di rumahnya bisa sampai di rumah sahabatnya.

 Dia menemukan. Dipanggilnya anjing kesayangan mereka, Lawe ke rumahnya. Diikatkannya kayu yang sedang menyala itu di ekor binatang itu. Kemudian dia berteriak memanggil sahabatnya si buta: "Kela, benta lite acu Lawe ho'o ga" (Teman, sekarang kau panggil si Lawe ke rumahmu). 

Si buta pun memanggil si Lawe seakan-akan ingin memberi makan binatang tersebut. Binatang ini berlari ke rumah si buta untuk membawa kayu dengan api yang menyala di ekornya. 

Si Lawe segera melompat dari rumahnya si lumpuh menuju ke rumah si buta; pada saat itu ekor si Lawe terangkat ke depan sehingga puntung api yang terikat di ekornya mengenai badannya. Karena terkejut dan kepanasan, si Lawe menyalak ke sana kemari dan berusaha agar  melepaskan ikatan puntung api di ekornya. 

Melihat kejadian itu, si lumpuh bukannya membantu anjing malang itu tetapi malah tertawa terbahak-bahak. Mendengar suara tawa sahabatnya, si buta pun ikut tertawa. 

Tidak lama berselang, datanglah angin ribut dan dari kejauhan terdengarlah suara memanggil mereka: "Buta.. Lumpuh". Makin lama suara itu makin dekat dengan mereka membuat dua sahabat ini terkejut dan ketakutan. 

Entah dari mana datangnya tiba-tiba di hadapan mereka berdirilah seorang kakek, berambut panjang dan jenggot yang sudah terlihat putih dengan sebuah tombak di genggamannya. 
Si kakek itu bertanya kepada dua orang sahabat tersebut: " Kalian berdua mau makan nasi atau bubur?"

Si buta dan si lumpuh secara serempak menjawab: "Kami mau makan bubur".
"Baik dan tunggu sebentar; kata sang Kakek. 

Kemudian kakek menghujamkan tombak di tangannya ke dalam tanah. Tak lama kemudian dari dalam tanah keluarlah air panas yang makin lama makin deras dan mengenangi tempat itu. Kedua sahabat itu menjerit minta tolong tetapi kakek tadi sudah menghilang entah kemana. 

Si buta dan si lumpuh makin keras berteriak namun sia-sia karena tak satu pun orang yang datang membantu mereka. Karena kehabisan tenaga dan air yang makin deras membuat tubuh kedua sahabat tadi tenggelam dan terhanyut arus. 

Air panas itu pun mengenangi seluruh tempat itu. Dan genangan air yang luas dan dalam itu membentuk sebuah danau yang hingga kini dikenal dengan nama "Danau Sano Nggoang".

Letak Danau Sano Nggoang
Danau Sano Nggoang terletak di desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang. Lokasi ini merupakan bagian dari wilayah kabupaten Manggarai Barat. Untuk bisa sampai ke sana masih bisa dikatakan cukup sulit. Karena jalur transportasi 'jalan raya' belum sepenuhnya sampai di tempat ini. 

Sarana transportasi (mobil) yang melalui daerah ini pun agak jarang dalam artian tidak ada trayek khusus tiap hari. Selain kendaraan pribadi, satu-satunya angkutan umum yang ada di tempat ini adalah bus kayu. 

Di daerah Manggarai bus kayu ini dikenal dengan nama "Oto Kol". Oto Kol memang ditujukan sebagai angkutan umum untuk mengangkut masyarakat pedesaan karena kendaraan ini cocok digunakan untuk menjelajahi medan Manggarai yang merupakan daerah pegunungan dengan infrastuktur yang masih minim. Kendaraan ini hanya beroperasi pada hari-hari tertentu saja. 

Jika kamu ingin berkunjung dan melihat keindahan Danau Sano Nggoang tanpa dipersulit oleh minimnya sarana transportasi, maka kamu bisa memilih dan menggunakan kendaraan pribadi atau bisa juga menggunakan bus carter dengan tarif yang sesuai dengan hasil kesepakan antara pemakai dan pemilik kendaraan. 

Jarak tempuh dari Labuan Bajo menuju tempat ini kira-kira bisa ditempuh selama 3 - 4 jam. Tetapi di saat musim penghujan seperti saat ini akses untuk sampai ke lokasi ini lumayan sulit. 
Jadi, kamu harus bisa memilih dan menentukan waktu yang tepat untuk berkunjung ke sana.
Sunset Di Sano Nggoang - Sano Nggoang, Riwayatmu
Suguhan Pesona Sano Nggoang
Mungkin akan ada rasa enggan untuk bertandang ke tempat ini jika sudah tahu lokasinya yang relatif sulit. Tapi sebaiknya cobalah untuk menjelajah ke sana karena AseMolas yakin kamu tidak akan kecewa. Karena Danau Sano Nggoang akan menyuguhkan panorama yang masih asri dengan keindahan, kedamaian alamnya, serta keramahan penduduk sekitarnya. 

Di tempat ini kamu akan menyaksikan danau dengan warna air yang hijau dan tenang dengan segerombolan itik yang selalu setia menemani kesunyian tempat ini juga aroma belerang yang menyengat. 
Danau Sano Nggoang merupakan danau terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur. Danau ini memiliki luas sekitar 513 ha dan kedalaman sekitar 600 m dengan ketinggian 750 m dpl . 

Sano Nggoang merupakan danau vulkanik sehingga ada di sekitar danau ditemukan beberapa sumber air panas yang bisa digunakan untuk merebus makanan; misalnya pisang, telur; ada juga tempat pemandian air hangat khusus untuk orang yang sedang menderita penyakit kulit. Untuk tempat pemandiannya masih bersifat terbuka. 

Selain itu, untuk bisa menyusuri danau kamu bisa menggunakan kuda jika tidak ingin badan dan kakiku pegal. Karena berdasarkan informasi masyarakat setempat, buat orang baru untuk bisa mengelilingi danau dibutuhkanwaktu perjalanan satu hari penuh. Jadi biar tidak lelah kamu bisa menggunakan kuda yang sudah disediakan di rumah home stay penduduk sekitar. 

Itu saja beberapa informasi singkat tentang Danau Sano Nggoang yang AseMolas saat berkunjung ke sana beberapa tahun silam. Jika ada perubahan dan pengembangan untuk daerah wisata alam ini, sangat diharapkan sharing dan atau masukannya.
( kata berasal dari jenis truk “Colt Diesel”). Oto Kol memang ditujukan sebagai angkutan umum untuk mengangkut masyarakat pedesaan. Jenis kendaraan ini sangat cocok digunakan untuk menjelajahi medan Flores yang merupakan daerah pegunungan dengan infrastuktur yang masih minim.

Related Posts

Sano Nggoang, Riwayatmu
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Ingin berlangganan artikel Ase Molas? Silahkan daftarkan email Anda di bawah ini: